Apa Kabar Wisata Kota Tua ??

Perumahan Elite Pegawai Zoutbriketten Fabriek op Kalianget
pada masa kolonial.

Ini adalah tulisan saya kesekian kalinya mengenai keberadaan kota tua di Sumenep, tepatnya di Kawasan Eks Zoutbriketten fabriek atau yang lebih dikenal dengan pabrik garam.

Kota Garam begitu para kulit putih menyebutnya, bisa dibilang kota yang sangat eksotik. Bagaimana tidak, kota pesisir ini dulunya merupakan kota terlengkap dan paling modern dijamannya. Bukan karena mempunyai pantai-pantai yang berbatasan langsung dengan selat Madura, beberapa pendukung dunia hiburan juga sempat dibangun oleh pemerintah kolonial kala itu. Gedong Bioscoop salah satunya. Gedung yang terletak tak jauh dari lokasi Pabrik bisa dibilang merupakan salah satu bioskop tertua di Madura. Bangunannya memanjang berbentuk bangsal-bangsal layaknya bangunan rumah sakit.

Selain Gedung Bioscoop tsb. Kota ini juga dilengkapi dengan Kolam renang, Lapangan Tennis, Gedung Pertemuan dan stasiun pemberhentian terakhir yang letaknya tak jauh dari Pelabuhan Utama Kalianget. Bukan hanya itu saja. Kompleks perumahan pegawai juga dibangun disana. Setiap pegawai dapat menempati rumah-rumah tersebut sesuai dengan strata tingkatan pangkatnya. Misal saja, jika si pegawai merupakan Kepala Bagian di pabrik tsb akan menempati rumah dinas yang lumayan mewah di sekitar pabrik.

Kebutuhan untuk keberlangsungan pabrik bisa kita lihat tak hanya dari beberapa hal yang telah disebutkan diatas. Dikala, masyarakat kota masih tidak bisa menikmati listrik secara sempurna, ternyata kota ini dengan segala keangkuhannya sudah menikmati fasilitas tersebut. Aliran listriknya disuplai melalui Gedung Sentral yang ada disebelah pabrik.

Menurut beberapa sumber yang saya baca dibeberapa mesia online, kegemerlapan kota Kalianget hanya bertahan sampai tahun 1990an saja. Kegemerlapannya mengalahkan kegemerlapan kota kala itu. Namun sekarang kondisinya sudah berbalik 180 derajat. Kota ini bagaikan kota mati. Beberapa bangunan tua sudah sangat memprihatinkan. Perawatan yang asal-asalan malah membuat bangunan yang tergolong bangunan cagar budaya ini semakin suram saja tampilannya.

Memang beberapa tahun yang lalu bangunan ini begitu mendapat perhatian dari pemkab Sumenep yang ingin sekali menjadikan beberapa lokasi di Kota Tua ini menjadi Objek wisata. Namun lagi-lagi gagal karena belum ada kesepakatan dengan pemilik bangunan. Nah, berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, Katanya tahun ini sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak. yang katanya lagi beberapa aset bangunan benda cagar budaya ini akan dikelola oleh salah satu BUMD  milik Pemkab. Tapi, saya kok pesimis ya dengan pengelolaannya nanti. Mau dijadikan apa Kota Tua ini ? Mau diisi kegiatan seperti apa Kota Tua ini ? Mengingat selama ini saja, kualitas beberapa manajemen di tubuh BUMD sendiri masih dalam tingkatan strata yang cukup rendah. Terbukti hasil dilapangan banyak sekali masalah-masalah yang dibuat oleh beberapa PT di BUMD tsb.

Ehm, sangat dilema tentunya :)





2 comments

Unknown 17 November 2012 pukul 08.46

eMg pAtUt dsYgkAn n iRoNiS sEkaLi Jk pNiNkGaLn sJaRah trLuPakAn,aP Lg kbErAdAaNx tdk dJaGa n tdk drAwAt..

Faiq Nur Fikr 29 November 2012 pukul 22.45

Betul sekali mbak Mega, sangat-sangat disayangkan, bagaimana tidak kota yang mempunyai peninggalan sejarah seabrek berbalik 180 derajat, bagai kota mati, parahnya si empunya malah menutup mata akan keberadaan bangunan cagar budaya tsb. sungguh ironis :|

Posting Komentar