Benteng Kalimo'ok, benteng pertahanan prajurit karaton Sumenep

Setelah menapakkan jejak kaki di beberapa bangunan pertahanan di sekitar perairan Kalianget, tiba saatnya saya dan kawan-kawan menepakkan kaki di area pertahanan yang lainnya. sebenarnya tempat ini sudah terkenal di kalangan masyarakat namun yang sangat disayangkan keberadaannya sangat jarang dikunjungi masyarakat karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat. 

Benteng Kalimo'ok itulah yang dikenal oleh masyarakat sekitar, berdiri diatas tanah kurang lebih 15.000 m2 dan luas bangunan sekitar 1500 m2, bangunan ini sudah lapuk dimakan usia. tak ada kegiatan aktifitas di dalam kompleks benteng ini, yang ada hanya bangunan milik dinas peternakan yang juga kondisinya sudah ber angsur-angsur kusam termakan sengat sinar matahari. dari segi arsitektural sesungguhnya bangunan benteng ini sama halnya dengan benteng-benteng yang pernah dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda yang dimotori oleh kongsi dagangnya VOC di tanah air kala itu. Selain juga ada pintu masuk disisi bagian utara dan selatannya disetiap pojok juga berdiri empat buah bastion yang difungsikan sebagai tempat meriam. 

Dalam catatan sejarah Sumenep, pada mulanya benteng yang dibangun VOC ini tidak dibangun di daerah kalimo'ok (seperti yang kita lihat sekarang ini) melainkan di daerah yang berbatasan langsung dengan daerah perairan Kalianget (tepatnya dikawasan kantor BMKG Kalianget sekarang) namun karena tempatnya yang kurang strategis dan datarannya terlalu rendah maka pembangunan benteng yang pertama tersebut gagal dilanjutkan, maka oleh masyarakat sekitar sisa bekas bangunan tersebut dinamakan "loji kanthang". 

Sebagai gantinya pembangunan diarahkan ke arah tenggara atau kurang lebih 500 meter ke arah barat dari bangunan benteng yang pertama (seperti yang dilhat saat ini). di lokasi ini benteng berhasil dibangun dengan sempurna, arsitekturnya sama halnya dengan arsitektur benteng pada umumnya terdiri dari bastion pada keempat sudutnya, pintu utama dan ketebalan temboknya yang kurang lebih dua meteran. Di dalam benteng ini juga ada penjara dan asrama prajurit yang dipimpin langsung oleh seorang letnan. 

Benteng ini dibangun tak lain tujuannya sebagai area untuk mempertahankan wilayah Sumenep agar tidak direbut/jatuh ke tangan Inggris dsb. Selain itu benteng ini ditujukan untuk dipergunakan oleh tentara-tentara Barisan karaton Sumenep dalam memperhankan wilayahnya. Maklum daerah fasal kerajaan Sumenep ini mempunyai hubungan yang baik dengan VOC kala itu. sehingga VOC pun memberikan keistimewaan dengan memberikan persenjataan dan melatih prajurit-prajurit Barisan dalam menjalakan tugas mempertahankan wilayahnya. Disinilah bisa kita lihat, VOC sudah memerintah Sumenep secara tidak langsung namun masih bisa mengatur penuh kekuasaan para adipati dengan batasan-batasan tertentu. misalnya dalam hal mengangkat/menggantikan adipati yang akan berkuasa harus seizin pemerintahan Hindia Belanda. 

Kembali ke topik semula, benteng yang terletak 7 km ke arah barat pelabuhan Kalianget ini juga mempunyai saksi bisu dalam mempertahankan wilayah Sumenep, betapa tidak ketika tentara Inggris datang melalui perairan Kalianget, Ki Mangundiredjo, Patih Sumenep dan beberapa Menteri Keraton serta prajuritnya tewas di loji ini akbat besutan senjata milik tentara inggris tsb ketika menyerang benteng ini. Jadi tak salah jika saat ini kita masih bisa mendengar "papareghan" / pribahasa dikalangan masyarakat Sumenep seperti berikut “jimbrit baceng kamarong kellana marongghi – Ingris ḍateng Kè Mangon matè è lojhi” . Isi dari papareghan tersebut jelas mengingatkan kisah beliau ketika berpegang teguh menjalankan tugas kenegaraan demi mempertahankan wilayah Sumenep meskipun ajal datang menjemputnya. dan sesengguhnya ini yang harus kita sadari sebagai bawahan untuk selalu berpegang teguh dalam menjalankan tugas apapun dan kesetiaan kita terhadap seorang pimpinan dan juga wilayah yang kita tempati saat ini.


Pintu masuk sisi selatan, gaya arsitekturnya sudah mengadopsi gaya-gaya yang berkembang di Eropa, nampak pada penggunaan pediment dan juga pintu lengkung
"Bukan seonggok batu"
inilah prasasti bertandatangan Bupati Sumenep, mengingatkan kita semua bahwa bangunan ini mempunyai nilai sejarah dan dilindungi oleh negara.

Selain foto diatas, ini juga ada foto yang saya ambil dari forum publik komunitas pemerhati sejarah dan budaya "Songennep Tempo Doeloe" tentang segmen Benteng Belanda ini. 





Lokasi: See on Google Map

Leave a respond

Posting Komentar