Titik "0" Kota Sumenep

Entah dari mana ide ini terlintas untuk mengubek-ngubek kota mencari titik 0, namun yang pasti rasa keingin tahuan saya bermula saat raga ini mengenang masa-masa ketika berada di kota kembang Bandung selama seminggu dan Kota Jogja yang cuma beberapa hari. Dikedua kota tersebut, saya memang pernah merasakan berada di tengah-tengah titik 0 kota tsb. Titik 0 adalah sebuah patok penanda yang ditujukan untuk memudahkan para pengunjung atau masyarakat mengetahui seberapa jauh mereka berada dari pusat kota. Titik nol juga lebih dikenal dengan kilometer 0.

Berbeda dengan dua kota tsb diatas, Kilometer 0 di kedua ibukota provinsi tsb sudah tidak asing lagi ditelinga para wisatawan. Kilometer 0 untuk kota Bandung misalnya, dibuat semenarik mungkin dengan hadirnya sebuah prasasti kota karena mengandung nilai historis yang tinggi. Lain lagi dengan Kota Jogja, Kilometer 0 juga dikuatkan oleh keberadaan Kantor Pos besar yang memang menjadi patokan untuk mengukur jarak antara daerah satu dengan daerah lainnya, layaknya di beberapa negara di penjuru dunia. Bagaimana dengan Kilometer Nol di Bumi Sumekar ? Ada yang tahu posisinya ?

Untuk mengetahui posisi patok titik 0 Kota Sumenep memang harus dibutuhkan pengamatan yang jeli dan analisa yang tinggi. Pertama sempat terlintas di otak saya bahwa kilometer 0 tersebut tak mungkin jauh dari beberapa bangunan bersejarah, misalnya ; Masjid Jamik, Pangkeng Malang, Tangsi Meliter, dan Keraton atau bahkan Alun-Alun mengingat berdasarkan pengamatan saya di kedua kota diatas jelas-jelas titik 0 kota tak jauh dari bangunan bersejarah. Kedua, sempat juga saya mengira bahwa titik 0 tsb adalah tugu Simpang 4 pusat kota dan kenyataannya memang tidak tepat, sebab titik 0 kota itu berupa patok dan disana juga tertera angka dan tak akan berbentuk suatu tugu, mengingat ini bukan diluar negeri. 

Alhasil, dari kedua hipotesa diatas, sayapun pagi-pagi sekali sembari mancal sepeda kesayangan dan mulai mengubek-ngubek seputaran kota. Pertama saya pelototin kanan kiri jalan ada tidaknya penanda patok tsb, dan hasilnya memang ada. Untuk jalan P. Trunajaya, saya melihat secara berturut-turut 2 patok saling berurutan, diantaranya Km1 yang ada tepat di depan Eks Stasiun KA Sumenep dan Km 2 yang ada tak jauh dari PUJASERA Kota Sumenep. Dari kedua patok tersebut, saya seakan-akan seperti mendapat petunjuk bahwa kilometer 0 Kota Sumenep ini memang ada di utara bangunan-bangunan yang beberapa diantaranya tergolong sebagai cagar budaya. 

Yaps, Jalan Halim Perdana Kusuma, menjadi objek penyisiran selanjutnya. Dari arah selatan kota Sumenep, saya pancal lagi sepeda yang sudah cukup berumur ini melewati tugu yang sudah agak rusuh karena keberadaan iklan-iklan kotor yang bertengger di semua wajahnya. Dan hasilnya, yeahhh ... saya pun menemukannya. Posisinya tak jauh dari tugu simpang 4 tadi, kira-kira 100 meteran dari persimpangan jalan yang kesemua namanya merupakan nama-nama pahlawan nasional tepatnya di seberang jalan Eks Wisma Jakarta yang sekarang sudah menjadi toko-toko selular.  

Kilometer 0 tak hanya menjadi sebuah patok penanda jarak saja ataupun pajangan angka belaka yang tak berharga, namun  keberadaannya, seperti kota-kota besar diatas, biasanya sering menjadi bunga-bunga manis bagi wisatawan. Betapa tidak, ada beberapa kepercayaan bahwa bagi para wisatawan  yang berhasil menemukan titik 0 kota yang ditujunya saat ini, suatu saat pasti mereka akan kembali lagi ke kota kenangannya ini. 


Tugu Simpang 4 Kota Sumenep



Titik 0


Leave a respond

Posting Komentar