keluarga Van Duijne, Pengusaha tersohor di Madura Pada Masa Pendudukan Hindia - Belanda





Keluarga Van Duije memiliki posisi sangat penting di Pulau Madura dari tahun 1872 hingga infansi meliter jepang tahun 1942. Perjalanan awalnya ke wilayah Hindia Belanda dimulai tahun 1850 untuk yang ketiga kalinya ketika berumur 20 tahun. Di perjalanannya kali ini dia memutuskan untuk tidak kembali ke desanya di Scheveningen (salah satu kota pesisir di Belanda). Dirk Van duyne atau yang dikenal dengan Dirk I memulai awal karirnya sebagai seorang penjaga di salah satu anggota keluarga di Pulau Jawa dan Kemudian perpindah tempat tinggal ke Pamekasan dan hingga akhirnya ke Sumenep. Setelah bertahun-tahun lamanya Dirk I menanggalkan Jabatannya sebagai salah satu pegawai dinas sipil dan memulai awal karirnya sebagai Pedagang. Di Sumenep dia tinggal di “Kampung Eropa” Marengan dan menikah dengan gadis Jawa yang bernama Marian (Mariam) dan dikaruniai sebelas orang anak. 

Setelah karir dagangnya mengalami kemuduran untuk yang pertama kalinya, akhirnya Perusahaan dagangnya mulai bangkit dan berkembang sangat pesat . Akhir abad 19, bisnis utamanya menjadi yang utama di Pulau ini. Bisnis usahanya berkembang hingga memiliki banyak usaha seperti Hotel, Pabrik Es, Sejumlah Kano (perahu), Tembakau dan garam, dan empat buah kapal besar yang siap sedia di Pelabuhan Kalianget. 

Dimasyarakat, Dirk I tak hanya dikenal sebagai seorang pengusaha yang handal, tapi dia juga dikenal sebagai seorang organisatoris di wilayahnya, beberapa posisi penting dan strategis juga dia pegang. Antara lain sebagai anggota dewan daerah dari pulau Madura, Anggota Komite dan Gereja di Marengan, Anggota Komite Sekolah setempat, dan Sekretaris Kumpulan Masyarakat Eropa yang ia dirikan sendiri. Di akhir hidupnya dia mendirikan sebuah gereja protestan bagi masyarakat hindia di halaman rumahnya. Dia meninggal tahun 1917. Usahanya dilanjutkan oleh anaknya Dirk II bersama-sama keluarganya. 

Keluarga Van Duijne dikenal sebagai Keluarga penguasaha yang kaya dibandingkan dengan tokoh-tokoh local pada zamannya oleh masyarakat Pulau Madura. Kejayaan bisnisnya berakhir setelah invansi meliter Jepang pada tahun 1942 di Madura. Dari kejadian waktu itu hanya ada beberapa anggota keluarga saja yang selamat Dirk III dan hidup bebas setelah kemerdekaan Indonesia. Dirk III meninggal di Malang tahun 1948. Semua asset perusahaannya di jarah dan disita. Dan saat ini semua asetnya telah diabaikan. 

Dari perjalan sejarah singkat dari Pengusaha Eropa tersebut, tentunya kita-kita sebagai kaum muda bertanya-tanya dimanakah keluarga Van Duije tinggal di Marengan, Rumahnya di Mana? Hotelnya dimana? Dan Pabrik Esnya dimana? 

- Rumah tinggal Keluarga Van Duijne / Dirk I dan Dirk II sekarang sudah beralih fungsi sebagai SMPN 5 Marengan. Dan ada juga rumah tinggalnya di sebelah timur SMPN 5 tersebut yang sekarang sudah ditempati oleh penduduk local dan kebetulan kondisi bangunannya masih bagus dan tidak ditemukan perubahan yang berarti. 

- Hotel Van Duijne sekrang sudah beralih fungsi sebagai SDN Marengan Daya 3 dan kebetulan di bangunan hotelnya ini ada 6 bilik ruangan yang kemungkinan dulu merupakan kamar-kamar hotel. Kondisinya saat ini sudah tidak 100 persen utuh, mengalami beberapa perubahan bentuk pada teras dan kolom-kolom / tiang penyangga yang ada di sisi kanan dan kiri beranda kamar. 

- Pabrik Esnya sudah menjadi rumah tingga, posisinya tepat berada di Sebelah Barat Hotel Van duijne. 

- Gereja yang didirikan berada di Halaman rumahnya di sebelah timur SMPN 5, sayang sekarang bangunannya sudah dibongkar dan kita tidak akan bisa menikmati sisa-sisa yang bersejarah tsb. 

- Semua kompleks kawasan yang di bangun oleh Dirk I ini tak jauh dari Fort Soemenep, Kali Marengan yang menjadi alur sarana transportasi utama pada jamannya, Jembatan Angkat (Galadhak Rantai) yang desainnya sangat unik dan bisa diangkat ketika ada perhu / kano lewat Kali Marengan), D’ Secieteit atau Kamar Bola yang merupakan salah satu tempat hiburan paling mewah milik orang-orang kulit putih yang bangunannya saat ini sudah rata dengan tanah. Dan pastinya Dirk I tinggal di Kawasan Desa Marengan yang dulu sanga dikenal dengan sebutan “DISA EROPA”. 

Perjalanan sejarah singkat keluarga Van Duijne saya sunting dari Koran Reformatorisch Dagblad, 17 oktober 1991 Halaman 21 viahttp://www.digibron.nl/ dengan judul Scheveningse familie bekleedde belangrijke functies op Madura | Keluarga Scheveningen memegang posisi penting di Madura

Leave a respond

Posting Komentar